BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuai
dari katanya bahwa psikologi terdiri dari dua kata yang mempunyai arti. Psikologi
ini merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Dimana ilmu ini sangat
penting untuk kita pelajari sebagai mahasiswa dan mahasiswi Pendidikan Agama
Islam yang akan di aplikasikan nanti kalau sudah masuk dunia mengajar dan
terjun di masyarakat.
Perhatian pada psikologi yang terutama tertuju pada masalah bagaimana
tiap-tiap individu dipengaruhi dan dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang
mereka hubungkan kepada pengalaman-pengalaman mereka sendiri. Maka bagaimana
perhatian tentang perhatian psikologi umum.
Pengamatan biasanya dilakukan
oleh orang-orang yang cerdas. terjadi terhadap suatu proses dengan maksud
merasakan dan memahami pengetahuan dari sebuah fenomena
berdasarkan pengetahuan.
Penanggapan itu umumnya pengahajatan
kembali bekas-bekas yang diterima dahulu dari pengamatan, yang sekarang
digambarkan kembali dalam kesadaran.
Dalam makalah ini akan dibahas satu
persatu tentang perhatian terhadap psikologi umum beserta pengamatan dan tanggapannya.
B. Rumusan Masalah
Sesuai
dengan latar belakanag yang telah dipaparkan diatas, maka dapat di rumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Apa
yang dimaksud dengan Psikologi ?
2. Apa
yang dimaksud dengan Perhatian Psikologi Umum ?
3. Apa
yang dimaksud dengan Pengamatan Psikologi Umum ?
4. Bagaimana
Tanggapan mengenai Psikologi Umum ?
C. Tujuan Pembahasan
Sesuai
dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka adapun tujuan dari
pembuatan makalah tentang bab Perhatian, Pengamatan dan Tanggapan Psikologi Umum
ini, yaitu:
1. Mahasiswa
dan mahasiswi mampu memahami arti dari Psikologi itu sendiri.
2. Mahasiswa
dan mahasiswi mampu memahami tentang perhatian dari psikologi umum ini.
3. Mahasiswa
dan mahasiswi mampu mengamati psikologi umum ini.
4. Mahasiswa
dan mahasiswi mampu memberikan tanggapan tentang psikologi umum ini.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Psikologi
Psikologi adalah ilmu yang sudah mulai berkembang
sejak abad 17 dan 18 serta nampak pesat kemajuannya pada abad 20. Pada awalya
ilmu ini adalah
bagian daripada filsafat sebagaimana pula ilmu-ilmu
yang lain seperti misalnya ilmu hukum tatanegara maupun ilmu ekonomi, namun
kemudian memisahkan diri dan berdiri sebagai ilmu tersendiri[1].
Semuanya itu bersumber dari tuhan yang maha esa sebagai
pencipta segala sesuatu,dan hasil ciptaan itulah yang menjadi obyek atau
sasaran dari berbagai cabang ilmu pengetahuan. Karenanya sebagai sumber ilmu
pengetahuan adalah tuhan yang Maha Esa. Yang lahir pertama kali adalah
filsafat, yang membahas hakekat segala sesuatu. Dari padanya lahirlah berbagai
cabang ilmu pengetahuan, oleh karna itu dalam semua ilmu-ilmu yang telah memisahkan
diri dari filsafat itu akan dijumpai tokoh-tokoh filsafat kuno seperti, socrates,
plato dan aristoteles yang ikut mengembangkan fikiran dan penemuannya dalam
ilmu-ilmu tersebut sehinga tokoh-tokoh nanti akan dijumpai juga dalam
mempelajari psikologi serta cabang-cabang psikologi[2].
“Psikologi“
berasal dari perkataan Yunani ”Psyche” yang
artinya jiwa, dan ”Logos” yang
artinya ilmu pengetahuan. Secara etimologi psikologi artinya ilmu yang
mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya maupun
latarbelakangnya[3].
Menurut
Rosleny Marliany[4]
psikologi dapat diartikan ilmu jiwa. Makna ilmu jiwa bukan mempelajari jiwa
dalam pengertian jiwa sebagai soul atau
roh, tetapi lebih mempelajari kepada
gejala-gejala yang tampak dari manusia yang ditafsirkan sebagai latar belakang
kejiwaan seseorang atau spirit dari manusia sebagai mahluk yang berjiwa.
Psikologi
juga dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari sifat-sifat kejiwaan manusia
dengan cara mengkaji sisi perilaku dan kepribadiannya, dengan pandangan bahwa
setiap perilaku manusia berkaitan dengan latar belakang kejiwaannya[5].
Sesungguhnya tiap-tiap orang perlu sekali mengetahui dasar
Ilmu jiwa umum, dalam pergaulan hidup sehari-hari, Ilmu jiwa perlu sebagai
dasar pengetahuan untuk dapat memahami jiwa orag lain. Kita dapat mengingat
kembali sesuatu yang pernah kita amati. Gambaran ingatan dari sesuatu
pengamatan disebut tanggapan, pemakalah disini akan mengupas habis tentang
masalah tanggapan dan hal-hal yang ada disekitarnya.
B. Perhatian
Perhatian
diambil dan dimliki oleh pikiran, perhatian tersebut dicerna dalam bentuk yang
jelas dan tajam, pencernaan perhatiaan tersebut salah satunya dapat
dimungkinkan secara bersamaan atau banyak objek, bisa disebut juga kereta
pemikiran karena bisa diakukan berulang-ulang. Banyak objek yang dimaksud yaitu
banyak yang diperhatikan. Karena kita banyak perhatian ke banyak objek maka
kita akan setres[6].
Perhatian
adalah perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang yang lain. Perhatian
timbul tidak atas dasar logis rasional, melainkan berdasarkan penilaian
perasaan seperti juga pada proses pengamatan. Bahakan orang dapat tiba, tiba
merasa tertarik kepada orang lain dengan sendirinya karena keseluruhan
cara-cara bertingkah laku menarik baginya[7].
Perhatian
dapat dirumuskan sebagai perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang
yang lain. Proses perhatian kadang-kadang tidak berjalan atas dasar logis
rasional, melainkan berdasakan penilaian perasaan. Salah satu contohnya orang
tiba-tiba tertarik dengan orang lain, seakan-akan dengan sendirinya.
Tertariknya ini tidak pada salah satu cirri tertentu dengan orang itu, tapi
keseluruhan cirri pola tingkah lakunya[8].
Proses
perhatian dapat pula berjalan secara perlahan-lahan secara sadar dan cukup
nyata dalam hubungan dua atau lebih orang. Misalnya hubungan cinta kasih antara
manusia, biasanya didahului dengan perhatian. Dengan demikian perhatian hanya
akan berlangsung dan berkembang dalam relasi kerja sama antara dua orang atau
lebih, bila terdapat saling pengertian[9].
Tokoh-tokoh
teori individualism, Adam Smith (1759) dan Herbert Spencer (1870) menerangkan
Prinsip-prinsip perhatian untuk menerangkan tindakan-tindakan yang semata-mata
mengejar keuntungan sendiri atas dasar pikiran, tetapi juga dikemudikan oleh
perhatian terhadap orang lain, yang tanpa itu sebenarnya kehidupan sosial itu
tidak mungkin ada[10].
Adam
Smith[11]
membedakan dua bentuk dasar daripada perhatian :
1.
Yang menimbulkan respons yang cepat
hamper seperti reflex. Misalnya :
· Kalau
kita melihat orang dipukul tongkat dengan keras kita merasa ngeri.
· Bila
kita melihat pemain akrobat yang sedang berjalan di atas tali yang tinggi,kita
merasa tegang.
· Jika
melihat demontrasi terjun paying yang tidak mengembang, kita memejamkan mata.
2.
Yang sifatnya lebih intelektual kita
dapat perhatian terhadap seseorang, meskipun kita tidak merasakan sebagai yang
ia rasakan. Kita akan mengucapkan syukur dan menyatakan perhatian bila
seseorang berhasil dalam usahanya, walaupun kita sendiri tidak berhasil atau
susah.
Menurut
Herbert Spencer[12]
(1870) bahwa perhatian terdiri dari dua bentuk, yaitu :
1.
Prespectively presentative yang cepat
seperti reflex.
2.
Representative (yang sadar refleksif).
Theodore
Ribot[13]
(1897) pengarang buku yang berjudul Psychology
of the Emotion, ia menekankan pada peranan perhatian yang dikatakan sebagai
a foundation of all social existence. Ribot
membagi perhatian menjadi 3, yaitu :
1.
Type primitive atau otomatis, yang dapat
diterangkan dengan respon bersyarat.
2.
Refleksif, yang mana seseorang sadar
dalam dirinya terhadap keadaan jiwanya. Ia tahu, bahwa ia merasa apa yang
dirasakan orang lain, biarpun ia sendiri tidak mengalaminya.
3.
Type yang intelektual, yaitu rasa setia,
rasa toleran, dan philantropi: bentuk ini tidak diarahkan pada orang tertentu,
tetapi mempunyai corak-corak yang lebih umum dan abstrak.
Menurut
Max Scheler[14]
perhatian itu dibagi dalam delapan bentuk, yaitu:
1.
Einfuhlung,
yaitu
proses yang primitif, proses refleks sepertiyang dikatakan oleh smith, Spencer,
Ribot, dan lain-lain. Jika diterjemahkan dalam bahasa inggris mungkin dengan
kata: empathy yang menunjukan motor tiruan, yang tidak didasarkan padadasar
pikiran.
2.
Meiteinander
fuhlung. Yang menekankan pada pengertian “perasaan spontan”
yaitu kalau dua orang atau lebih bereaksi dengan cara yang sama pada
rangsangannya yang sama (misalnya reaksiyangdiberikan penonton bioskop).
3.
Gefuhls
anstechung. Menunjukan tertekannya perasaan melalui
induksi dan tidak sosial seperti mobs.
4.
Einsfuhlung.Yaitu
kalau terjadi pengamatn perasaan misalkan anak bermain boneka mengamati ibunya.
5.
Nachfuhlung.
Ini lebih disadari dan dibedakan seperti pernyataan: “saya tahu apa yang engkau
rasakan”. Dalam hal semacam ini kita dapat membedakan dengan jelas perasaan
kita sendiri dengan perasaan orang lain.
6.
Mitgefuhl.
Yaitu bila orang dapat dengan tepat menimbang perasaan orang lain dan biasanya
menilainya secara positif.
7.
Menshenliebe.
Yaitu kalau orang tidak hanya mengetahui keadaan jiwa orang lain, tetapi
menaruh hormat kepadanya.
8.
Akomische
Person und Gottes liebe. Yaitu perhatian yang mistis yang
menjadi dasar religi dan pandangan hidup kesatuan jiwa dengan Tuhan.
Jadi
menurut Prof. F. Patty dkk menyimpulkan bahwa perhatian harus bertumpu / Fokus
pada satu objek agar perhatian tersebut dapat menghasilkan out put atau
informasi yang jelas. Dengan demikian kecepatan dan kemudahan menemukan
informasi akan dapat diperoleh[15].
C. Pengamatan
Pengamatan
dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi sama dengan orang lain, baik
secara lahiriah maupun secara batiniah. Misalnya pengamatan seorang anak
laki-laki untuk menjadi sama seperti ayahnya atau seorang anak perempuan untuk
menjadi sama dengan ibunya. Proses pengamatan ini mula-mula berlangsung secara
tidak sadar (secara dengan sendirinya) kemudian irrasional, yaitu berdasarkan
perasaan-perasaan atau kecenderungan-kecenderungan dirinya yang tidak
diperhitungkan secara rasional, dan yang ketiga pengamatan berguna untuk
melengkapi system norma-norma, cita-cita dan pedoman-pedoman tingkah laku orang
yang mengidentifikasi itu[16].
Menurut
Agus Sujanto[17]
dalam bukunya yang berjudul Psikologi Umum mengatakan bahwa pengamatan dalam
psikologi adalah proses mengenal dunia luar dengan menggunakan indera.
Mengamati sesuatu dengan menggunakan alat-alat indra kita. Yaitu :
1.
Indra penglihatan.
2.
Indra pendengar.
3.
Indra pembau.
4.
Indra perasa atau pengecapan.
5.
Indra peraba.
6.
Indra keseimbangan.
7.
Indra perasa urat daging (kinestesi).
8.
Indra perasa jasmaniah (organis).
Menurut
pengamatan itu melalui tiga saat[18] :
1.
Saat alami (saat physis) : saat indra
kita menerima perangsang dari alam luar.
2.
Saat jasmani (saat physiologis) : saat
perangsang itu diteruskan oleh urat syaraf sensorik ke otak.
3.
Saat rohani (saat psychis) : saat
sampainya perangsang itu ke otak, kita menyadari perangsang itu dan bertindak.
Adapun
syarat-syarat terjadinya pengamatan[19]
adalah :
1.
Ada perhatian kita kepada perangsang
itu.
2.
Ada perangsang yang mengenai alat indera
kita.
3.
Urat syaraf sensoris harus dapat
meneruskan perangsang itu ke otak.
4.
Kita dapat menyadari perangsang itu.
D. Tanggapan
Secara
tepat tanggapan belum bisa didefenisikan. Hanya dapat didefinisikan secara
garis besar dan bersifat umum. Jadi tanggapan adalah gambaran pengamatan yang
tinggal di kesadaran kita sesudah mengamati[20].
Penanggapan itu umumnya ialah
pengalaman kembali atau pengahajatan kembali bekas-bekas yang diterima dahulu
dari pengamatan, yang sekarang digambarkan kembali dalam kesadaran. Jadi
tanggapan ialah bekas atau gambaran dari sesuatu pengamatan, yang tinggal dalam
lubuk jiwa kita sehingga boleh disebut gambaran ingatan[21].
Tanggapan erat hubungannya dengan
berfungsinya ingatan, ketetapan dan kejelasan. Tanggapan tergantung pada
derajat kompleksitas situmulus yang asli dan pada ketelitian pengamatan indra,
serta pada faktor ingatan yaitu[22]
:
1. Tanggapan Reproduksi
Suatu tanggapan dianggap sebagai reproduktif, bila tanggapan
itu menunjukkan pengingatan kembali suatu benda, kejadian, atau situasi, yang
memberikan suatu pengalaman sensoris atau pengamatan masa lalu. Setiap hal dari
pengindraan dapat terlibat. Suatu tanggapan ingatan mungkin berupa pendengaran,
penglihatan, suhu. Rasa sakit, penciuman, atau kinestesis.
Suatu tanggapan yang diiangat tentang pngalaman-pengalaman
lalu cenderung berbeda-beda dalam kejelasannya sesuai dengan kesederhanaa nya
atau kekompleksannya, dan juga sesuai dengan jumlah pengalaman mengenai situasi
pengindraan yang asli. Misalnya, tanggapan uang logam lima sen akan jauh lebih
jelas untuk sebagian besar orang-orang dari pada ruang tamu seorang teman.
2. Tanggapan Imaginer
Tanggapan
bukanlah selalu hanya reproduksi pengalaman-pengalaman lalu. Banyak
gambaran-gambaran mental (Tanggapan) adalah hasil dari suatu syntese
pengalaman-penglaman masa lalu, hal ini disebut tanggapan imaginer yang
berdasar kepada penglaman-penglaman lalu, tetapi yang mengambil suatu bentuk
baru dan dapat dianggap sebagai “Penemuan, pembacaan hasil-hasil fiktif
(khayalan dan arsitik) adalah contoh-contoh dari jenis tanggapan ini. Mimpi
malam dan siang hari meliputi tanggapan reprodukti dan sintetis.
3. Tanggapan Halusinasi
Unsur-unsur
emosi mimpi menjadi faktor-faktor yang kuat dalam perkembangan halusinasi.
Tanggapan halusinasi meliputi pembentukan gambaran-gambaran yang tak
berhubungan dengan kenyataan tetapi yang di proyeksi kepada dunia yang nyata.
Dalam bentuk-bentuk tartuntu gangguan emisional yang keras, misalnya, pasien
dapat melapurkan melihat malaikat atau mendengar suara-suaranya.
4. Tanggapan Editis
Ada sementara orang yang sudah
mengamati sesuatu mendapatkan tanggapan yang sangat jelas dan ingat betul
sampai mendetail. Tanggapannya sangat terang seterang pengamatan. Tanggapan
semacam ini disebut Tanggapan Editis.
Menurut
prosesnya, tanggapan berlainan dengan pengamatan. Ada perbedaan antara
pengamatan dan tanggapan[23], diantaranya
yaitu :
1. Pengamatan
masih memerlukan perangsang, sedang tanggapan tidak lagi.
2. Pengamatan
memerlukan tempat dan waktu tertentu, sedangkan tanggapan tidak lagi.
3. Pengamatan
lebih jelas daripada tanggapan.
Adapun
persamaan di antara tanggapan dan pengamatan. Persamaannya yaitu keduanya berlangsung
selama masih ada perhatian dan bersifat perseorangan[24].
Dengan
indra kita dapat mengamati segala sesuatu. Sehingga di dalam kesadaran kita
tinggalah tanggapan. Karena itu kita dapat mengingat kembali apa yang kita
indra. Tiap-tiap orang mempunyai tanggapan sendiri-sendiri, biasanya
digolongkan menjadi beberapa tipe, diantaranya yaitu[25] :
1. Tipe
visual. Artinya orang itu mempunyai ingatan yang baik sekali bagi apa yang
telah dilihatnya.
2. Tipe
auditif. Artinya orang itu dapat mengingat dengan baik sekali bagi apa yang
telah didengarnya.
3. Tipe
motorik. Artinya orang itu mempunyai ingatan yang baik sekali bagi apa yang
telah dirasakan geraknya.
4. Tipe
taktil. Artinya orang itu mempunyai ingatan yang baik buat segala yang telah
dirabanya.
5. Tipe
campuran. Artinya kekuatan tiap-tiap indera sama saja, dan mempunyai ingatan
yang sama kuatnya buat segala yang telah pernah di inderanya.
Dengan
tanggapan kita dapat mengasosiasi dan
mereproduksi. Dalam artian mengasosiasi adalah sangkut paut antara
tanggapan-tanggapan dan saling mereproduksi. Sedangkan mereproduksi adalah daya
jiwa kita yang dapat menimbulkan tanggapan-tanggapan kesadaran kita[26].
BAB
IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sesuai
dengan pemaparn yang telah dijelaskan di atas. Maka dapat kami simpulkan
sebagai berikut :
1.
Psikologi merupakan ilmu yang
mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya maupun
latar belakangnya.
2.
Perhatian merupakan perasaan tertariknya
orang yang satu terhadap orang yang lain. Perhatian timbul tidak atas dasar logis
rasional, melainkan berdasarkan penilaian perasaan seperti juga pada proses
pengamatan.
3.
Pengamatan dalam psikologi adalah proses
mengenal dunia luar dengan menggunakan indera.
4.
Didefinisikan secara garis besar dan
bersifat umum bahwa tanggapan adalah gambaran pengamatan yang tinggal di
kesadaran kita sesudah mengamati.
B. Rekomendasi
Dalam
pembahasan Perhatian,Pengamatan dan Tanggapan Psikologi Umum ini tentu kita
sebagai mahluk individual dan sosial tidak akan lepas sesuai dengan apa yang
kita rasakan. Ternyata jiwa yang kita rasakan ini berawal dari perhatian
terhadap jiwa, kemudian kita mengamati dan mampu memberikan tanggapan. Namun
kita harus dapat mengolah jiwa ini dengan baik agar jiwa kita ini bisa menjadi
baik.
Kami
minta maaf kepada semua pihak apabila dalam penyusunan makalah ini masih ada
kata atau apa saja yang menyinggung perasaan pembaca. Kami selaku penyusun akan
menerima kritikan dan saran dari pembaca dengan lapang dada dengan tujuan agar
makalah ini bisa lebih baik lagi. Amin.
Lampiran 1
DAFTAR
PUSTAKA
Patty MA,
Prof. F. Dkk. 1982. Pengantar Psikologi Umum. Usaha Nasional : Surabaya.
Marliany,
Rosleny. 2010. Psikologi Umum. CV
Pustaka Setia : Bandung.
Ahmadi,
Abu. 2007. Psikologi Sosial. PT
Rineka Cipta : Jakarta.
Sujanto,
Agus. 2005. Psikologi Umum. Pustaka
Bani Quraisy : Bandung.
Ardhana,
Sudarsono. 1963. Pokok-Pokok Ilmu Jiwa Umum. Usaha Nasional : Surabaya.
Lampiran 2
BIODATA
PENULIS
Nama :
Hanifah Aulia Rahman
TTL : Majalengka, 29 April
1994
Asal Sekolah : MA Al-Ishlah Bobos
Alamat
Rumah : Jl. Sawah Kalong Blok 2
Dukupuntang Kab. Cirebon.
No. Hp : 081911438298
Nama :
Karim Pamela
TTL : Ciamis, 14 Juni 1992
Asal Sekolah : SMA Negeri 1 Rancah
Alamat Rumah : Jl. Ujung Pandang Blok C Nuansa Majasem
No. Hp : 083877094747
Nama :
Vivi Afiatus Shoimah
TTL : Indramayu, 23 Februari
1994
Asal Sekolah : SMA ITUS Jalaksana Kuningan
Alamat Rumah : Jl. Kemuning No. 7 Jatibarang –
Indramayu.
No. Hp : 085222668571
PERHATIAN, PENGAMATAN, DAN TANGGAPAN PSIKOLOGI UMUM
MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Terstruktur Mata Kuliah Psikologi Umum Pada Jurusan Pendidikan Agama Islam
Semester II
Tahun Akademik 2011-2012
Disusun
Oleh :
Kelompok
II (Dua) PAI-B
1.
Hanifa
Aulia R
NIM. 14111110030
2.
Karim
Pamela
NIM. 14111110141
3.
Vivi
Afiatus S
NIM. 14111110100
Dosen
Mata Kuliah Psikologi Umum
Drs. Abu Khaer, M.Ag.
Fakultas Tarbiyah
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON CIREBON
TAHUN
2012
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.
Wb.
Puji
dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah banyak
memberikan beribu-ribu nikmat kepada kita umatnya. Rahmat beserta salam semoga
tetap tercurahkan kepada jungjunan kita, pemimpin akhir jaman yang sangat
dipanuti oleh pengikutnya yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah
yang berjudul “PERHATIAN, PENGAMATAN DAN TANGGAPAN PSIKOLOGI UMUM” ini sengaja
di bahas karena sangat penting untuk kita khususnya sbagai mahasiswa yang
berada di jurusan Pendidikan Agama Islam. Banyak sekali penomena-penomena yang
terjadi di masyarakat terkait masalah psikologi. Untuk itu kita sebagai
mahasiswa yang berfungsi sebagai pengabdi di masyarakat harus dapat memberikan
pengarahan agar masyarakat lebih mengenal dan memahami dari bab yang kami bahas
ini.
Selanjutnya,
penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
pengarahan-pengarahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu. Tidak lupa juga kepada Bapak Drs. Abu Khaer, M.Ag. selaku dosen
Psikologi Umum untuk memberikan sarannya kepada kami agar penyusunan makalah
ini lebih baik lagi.
Demikian,
semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya semua yang
membaca makalah ini.
Cirebon, Februari 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
Judul
Kata Pengantar............................................................................................
i
Daftar isi.......................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................
1
B. Rumusan Masalah....................................................................
1
C. Tujuan Pembahasan................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Psikologi.....................................................................
3
B. Perhatian.......................................................................................
4
C. Pengamatan...................................................................................
7
D. Tanggapan.....................................................................................
9
BAB IVPENUTUP
A. Kesimpulan...............................................................................
12
B. Rekomendasi.............................................................................
12
LAMPIRAN
1. Daftar Pustaka.........................................................................
13
2.
Biodata
Penulis.........................................................................
14
[1]
Sudarsono Ardhana. 1963. Pokok-Pokok Ilmu Jiwa Umum. h. 3
[3] Abu Ahmadi. Psikologi Sosial. h.
1
[5]
Ibid. h. 13
[6] Prof.
F. Patty MA Dkk. 1982. Pengantar Psikologi Umum. h. 1
[7] Abu Ahmadi. Op. Cit. h. 58
[8] Abu Ahmadi. Op. Cit. h. 59
[9] Rosleny
Marliany. Op. Cit. h. 14
[10] Abu Ahmadi. Loc. Cit.
[11] Ibid. h. 59
[12] Ibid. h. 60
[13] Ibid. h. 61
[14] Ibid. h. 62
[15] Prof.
F. Patty MA Dkk. Loc. Cit.
[16] Abu Ahmadi. Loc. Cit.
[17] Agus
Sujanto. 2005. Psikologi Umum. h. 21
[18]
Ibid. h. 21
[19]
Ibid. h. 22
[20] Rosleny
Marliany. Op. Cit. h. 16
[21] Sudarsono
Ardhana. Op. Cit. h. 4
[22]
Ibid. h. 6-7
[23] Agus
Sujanto. Op. Cit. h. 31
[24]
Ibid. h. 31
[25]
Ibid. h. 34
[26]
Ibid. h. 35